Halaman

Jumaat, 18 Disember 2009

Mahu bangkit bersama...

Banyak mesej yang kita terima ketika menyambut Maal Hijrah yang ke 1431 antara mesej yang kita terima menanyakan apa azam kita tahun ini..???
apakah perubahan yang akan kita lakukan..???
tapi kita tak pernah fikir apa yang tahun lepas kita buat adakah mendatangkan kebaikan atau...

Isnin, 14 Disember 2009

pak cik itu..?

Bila buka blog2 sahabat rasa diri ini masih kurang ilmu untuk berkongsi sesama saudara..tapi mengingatkan ‘ilmu walaupun yang sedikit harus disebarkan’ membuatkan diri ini rasa tercabar untuk senantiasa menambah dan berkongsi walaupun ‘setitis air(ilmuku) dari laut(ilmu Allah)’.



Kali ini ana ingin berkongsi pengamalan mungkin para sahabat pernah mengalaminya seperti ana.

Bismillah..kisah bermula di stesen bas Pasir Mas..

Pada ketika itu ana bersama 2 org sahabat yang masing-masing ingin pulang ke destinasi masing2. Semasa mencari tempat duduk mataku terlihat seketika pada seorang lelaki yang dalam lingkungan 30-an kerana dia melihat kami bertiga aneh..entahlah apa difikirannya, ana tidak menghiraukannya. 5 minit kemudian bas untuk ke destinasi ana tiba..kebetulan pada ketika itu juga bas destinasi sahabat ana pun sampai..kami berpecah.

Pemandu bas yang ana naik turun sekejap dari bas, pintu masuk terbuka..perkara ni biasa bagi destinasi ana yang jarang orang naik kerana jalan yang di laluinya jauh di samping tu ada bas yang destinasi yang sama tapi short cut..ana pilih tempat belakang walaupun di hadapan masih kosong kerana ada suatu peristiwa yang pernah berlaku pada ana insya-Allah suatu masa ana akan ceritakan. Lama sungguh ana duduk di dalam bas. Sehinggalah…lelaki itu muncul atau lebih baik ana panggil pak cik.
Dia duduk di hadapan kerusi ana duduk. Ana pun hairan kenapa dia duduk belakang sedangkan tempat duduk di depan masih ada yang kosong. Dalam fikiran terhenti di situ tak mahu think negative. Ana buat keputusan untuk duduk di depan sementara sebab jap lagi senang dapat buat bayaran terus.

15 minit kemudian pemandu bas itu pun sampai.. setelah buat bayaran ana mengambil tempat belakang tadi. Pak cik itu memulakan bicara menanyakan ana buat apa di Pasir Mas..ana menjawab dengan ringkas. Kemudian dia menyoalku kembali apa makna surah Al-Fatihah..? bunyi enjin bas menyebabkan ana kurang dengar dan menyuruhnya mengulang kembali..Alhamdulillah..ana dapat jawab soalan yang di Tanya tapi kurang memuaskan hatinya kerana dia mahu setiap satu perkataan makna..tapi ana jawab berdasarkan ringkasan ana. Dia beritahu ana harus bersyukur kerana tahu apa maknanya kerana ana bersekolah di sekolah agama (arab) dia menambah lagi pada bicaranya betapa dia kecewa akan betapa ramai lagi remaja yang tidak tahu makna dalam bacaan solatnya apatah lagi ada ramai tidak tahu untuk solat…Masya-Allah..

Bila dia beritahu bahawa dia tahu tentang diri ana..ana terkejut..dalam diri ana terfikir adakah dia dlm kalangan orang yang boleh baca fikiran manusia lain..tangan kaki jadi sejuk padahal aircond bas tidaklah terlalu kuat…

Besambung..insya-Allah..

Sabtu, 12 Disember 2009

Menjaga Kehormatan Wanita Muslimah



Penyusun: Ummu Uwais dan Ummu Aiman
Muraja’ah: Ustadz Nur Kholis Kurdian, Lc.

Wahai saudariku muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.

Maka, engkaulah wahai saudariku… engkaulah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya.

Wanita Berbeda Dengan Laki-Laki

Allah berfirman,

وَمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَ الإِنْسَ إِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Adz-Dzaariyat: 56)

Allah telah menciptakan manusia dalam jenis perempuan dan laki-laki dengan memiliki kewajiban yang sama,

Hijab Muslimah (2)

Penyusun: Abu Sa’id Satria Buana (Alumni Ma’had Ilmi)

KEJELEKAN TABARRUJ (BERHIAS)

Pertama, tabarruj adalah maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.

Barang siapa yang maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya maka ia hanya akan mencelakakan dirinya sendiri dan tidak akan mencelakakan Allah sedikit pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبي ، قالوا : يا رسول الله و من يأبي ؟ قال من أطاعني دخل الجنة ، و من عصاني فقد أبي

“Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan”, para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah siapakah orang yang enggan?” Beliau menjawab, “Siapa yang taat kepadaku maka ia akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah enggan (untuk masuk surga).” (HR. Bukhari)


Kedua, tabarruj

Hijab Muslimah(1)

Penyusun: Abu Sa’id Satria Buana (Alumni Ma’had Ilmi)
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat dan salam atas Nabi dan Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarganya sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik.

Sesungguhnya seorang wanita muslimah akan menemukan bahwa di dalam hukum islam ada perhatian yang sangat tinggi terhadap dirinya agar dapat menjaga kesuciannya, agar dapat menjadi wanita mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Dan syarat-syarat yang diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya tidak lain adalah untuk mencegah kerusakan yang timbul akibat tabarruj (berhias diri) dan menjaga dirinya dari gangguan orang-orang. Syariat Ini pun bukan untuk mengekang kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sasaran sorotan mata dan pusat perhatian.

KEUTAMAAN HIJAB

Pertama, Hijab merupakan tanda ketaatan seorang muslimah kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firmanNya:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)

Allah juga telah memerintahkan para wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (QS. An Nuur: 31)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah.” (QS. Al Ahzab: 33)

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri- istri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. Al Ahzab: 53)

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)

Kedua, Hijab itu Iffah (Menjaga diri).

Allah menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)

Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindar dan menahan diri dari perbuatan dosa, karena itulah Allah menjelaskan manfaat dari hijab ini, “karena itu mereka tidak diganggu.” Ketika seorang muslimah memakai hijabnya dengan benar maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa godaan dan timbulnya minat untuk melakukan kejahatan bagi mereka.

Ketiga, Hijab itu kesucian.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri- istri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. Al Ahzab: 53)

Allah subhanahu wa ta’ala menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mukmin, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hati pun tidak akan bernafsu. Pada keadaan ini maka hati yang tidak melihat maka akan lebih suci. Keadaan fitnah (cobaan) bagi orang yang banyak melihat keindahan tubuh wanita lebih jelas dan lebih nampak. Hijab merupakan pelindung yang dapat menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah berfirman:

إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا

“Jika kalian adalah wanita yang bertakwa maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab: 32)

Keempat, Hijab adalah pelindung.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Kelima, Hijab itu adalah ketakwaan.

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf: 26)

Keenam, Hijab menunjukkan keimanan.

Allah subhanahu wa ta’ala tidaklah berfirman tentang hijab kecuali bagi wanita-wanita yang beriman, sebagaimana firmannya, “Dan katakanlah kepada wanita-wanita beriman.” (QS. An-Nuur: 31), juga firman-Nya: “Dan istri-istri orang beriman.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Dalam ayat-ayat di atas Allah menghimbau kepada wanita beriman untuk memakai hijab yang menutupi tubuhnya. Ketika seorang wanita yang benar imannya mendengar ayat ini maka tentu ia akan melaksanakan perintah Tuhannya dengan senang hati. Maka bagaimanakah iman seorang wanita yang mengetahui ada perintah dari Rabbnya kemudian ia tidak melaksanakannya, bahkan ia melanggarnya dengan terang-terangan di hadapan umum !!! (contohnya mengumbar aurat di muka umum).

Ketujuh, Hijab adalah rasa malu.

Rasulullah bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الْأُوْلىَ : إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

“Sesungguhnya yang didapatkan manusia pada ucapan nubuwwah yang pertama kali: Jika kalian tidak malu maka lakukanlah perbuatan sesuka kalian.” (HR. Bukhari)

Wanita yang mengumbar auratnya tidak disangsikan lagi bahwa tidak ada rasa malu darinya, ia mengumbar auratnya di mana-mana tanpa ada perasaan risih darinya, ia menampilkan perhiasan yang tidak selayaknya dibuka, ia memamerkan barang berharganya yang pantasnya hanya layak untuk ia berikan kepada suaminya, ia membuka sesuatu yang Allah perintahkan untuk menutupnya!

Kedelapan, Hijab adalah ghirah (rasa cemburu).

Hijab berbanding dengan perasaan cemburu yang menghinggapi seorang wanita sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju pada istri dan anak wanitanya. Betapa banyak pertikaian yang terjadi karena wanita, betapa banyak tindakan buruk yang terjadi kepada wanita serta betapa banyak seorang lelaki gagah yang menjadi rusak karena wanita. Wahai para wanita jagalah aurat kalian supaya kalian menjadi wanita-wanita yang terhormat! Wahai para lelaki perintahkanlah kepada keluargamu untuk menutup auratnya dan cemburulah kepada orang-orang dekatmu yang membuka auratnya di hadapan orang lain karena tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak mempunyai perasaan cemburu!.

HIKMAH DARI FIRMAN ALLAH:

الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera.” (QS. An Nuur: 2)

Dalam ayat ini Allah menyebutkan seorang pezina perempuan terlebih dahulu daripada pezina laki-laki, karena dalam perzinaan seorang wanitalah yang menentukan akan terjadi atau tidaknya perzinaan, ketika seorang wanita membuka hijabnya dan membuka dirinya untuk berdua-duaan dengan seorang pria maka wanita ini telah membuka pintu selebar-lebarnya untuk terjadinya perzinaan! Wallahul musta’an.


***bersambung..


Artikel www.muslimah.or.id

Ukhti, Jagalah Suaramu!

Penulis: Ummu Aufa
Muroja’ah: Ustadz Abu Salman (Pengajar Ma’had ‘Ilmi Putri)

Anugerah kecantikan yang Allah berikan kepada wanita dari berbagai sisinya dapat menimbulkan dampak kebaikan dan keburukan baik untuk dirinya sendiri atau lawan jenisnya. Bak mutiara indah yang senantiasa menebarkan kilauannya.

Khamis, 10 Disember 2009

langkahku terhenti...

akhir-akhir ini ana temui ramai..
ramai daie lari...
ana tercari-cari di mana puncanya..
setelah itu ana temui..

Jumaat, 4 Disember 2009

we love Tok Guru

Bismillah..


Alhamdulillah.. kemarin ana dapat mengikuti himpunan beramai-ramai atas
sokongan kepada pimpinan Tok Guru yang bertempat di Medan Ilmu KB. Jiwa ana begitu tersentuh apabila

Ahad, 1 November 2009

teristimewa

bismillah
Duhai muslimah sayang…

Indahnya dirimu di sisi Islam tercinta..
Martabatmu diangkat oleh Tuhan..

istimewa

bismillah


Duhai muslimin,
Agama yang ada padamu..
Mengagumkan kami sebagai wanita muslimah..
Akhlaqmu yang terindah..

Sabtu, 31 Oktober 2009

akanku pertahankan..!!!!


aku bukan yang pertama
bukan jua yang memulakannya
bukan jua yang akan mengakhirinya namun aku adalah

Jumaat, 30 Oktober 2009

dia sayap kiri


Isteriku...
Apabila kusentuh telapak tanganmu...
Ku usap-usap, ianya semakin kasar dan keras...
Apabila kurenung wajahmu...
Terpancar sinar bahagia dan ketenangan walaupun ku tahu...
Redup matamu menyimpan satu rintihan yang memberat...

lupa ke tak tahu..???

ana baru pulang dari kem nisa'  selama 2 ari 1mlm d Kem Jeram Mengaji nak tau kenapa di panggil jeram mengaji...??

Rabu, 28 Oktober 2009

what going on...??

bismillah..

kenapalah aku sakit time2 aku nak bangkit semula dari 'lena' yang hampir dua tahun aku menunggu saat ni
tapi kenapa sakitku datang bertamu kembali apakah ujian ini..

cinta Islamic...???

Untukmu*
oleh: umairzulkefli*
Pernah seketika dulu saya rasa saya tak berguna. Dalam kelas kawan-kawan semua tak suka saya. Saya nak ‘join’, diorang kata saya menyibuk. Ada pula yang kata saya kuat emo. Sikit-sikit nak marah. Padahal sebenarnya saya nak tegur mereka buat bising masa belajar.
Lepas tu saya cuba buat lawak, kononnya nak tarik perhatian orang lainla. Saya paling gembira bila ada orang gelak bila dengar lawak saya, terutamanya budak-budak perempuan. Budak-budak lelaki semua kata saya ‘mat capub’(cari publisiti).Tapi saya tak kisah. Asalkan ada yang terhibur. Pernah sekali tu, saya dapat award kelas – ‘Penglipur Lara Hati Nan Duka’. Huhu~
Tapi saya tetap merasakan kekosongan. Memang lumrah manusia, seoarang lelaki akan tertarik kepada perempuan. Macam itulah yang saya rasa. Saya tengok kawan-kawan ramai yang dah ‘couple’. Dalam dorm sms awek sampai pagi. Ada yang ‘call’ awek sampai satu malam boleh habis 10 ringgit. Walaupun nampak macam membazir, tapi rasa ‘jelous’ tetap hadir di hati.
Saya mula berfikir, “Adakah aku perlu BERCINTA?” Dengan menggunakan akal seorang pelajar tingkatan 4 itu, saya pun mula menanam tekad untuk ber’couple’. Dan masa itulah saya kenal awak. Saya rasa saya dah jumpa orang yang paling penting dalam hidup saya.
Mula-mula awak jual mahal. Taknak layan saya. Tapi saya tak kisah, mahal pun takpe, nak beli gak. Dan akhirnya, dipendekkan cerita, saya pun mulalah BERCINTA dengan awak.
Masa bercinta, memang saya sangat-sangat bersemangat. Apa orang minang kata..’ALL OUT’lah. Hahaha.. Saya selalu call awak, awak pun selalu call saya. Malam-malam ‘gayut’. Kadang-kadang saya pun habis RM10 satu malam. Tetapi segala PENGORBANAN yang dilakukan masa ber’couple’ tu, tidak terasa pun kehilangannya.
Masa bercinta memang indah. Semuanya indah. Sikit-sikit gurau-gurau. Sikit-sikit gelak-gelak. Kalau merajuk sama-sama pujuk-memujuk. Kalau ‘birthday’ kita sambut sama-sama. Untuk diri ini,terasa amat bahagia. Sebab masa itulah terasa diri ini dihargai. Saya pernah terfikir, biarlah kawan-kawan saya tu pandang saya semacam, kata saya macam-macam, asalkan saya ada awak yang memahami saya.
~credit to rhymee~
Hampir setahun kita bercinta. Sekarang dah masuk tingkatan 5. Suatu hari saya dengar ceramah. Alhamdulillah, daripada ceramah itu saya sedar yang saya banyak buat dosa dan saya kena berubah. Hidup saya mesti selari dengan Islam. Saya kena jadi orang baik. Sebab memang itu fitrah manusia,menginginkan kebaikan. Semua orang nak masuk syurga kan? Sejak dari saat itu saya mula rapatkan diri dengan masjid. Rapatkan diri dengan Al-Quran. Selalu solat jemaah awal waktu. Selalu dengar tazkirah.
Lepas itu saya beli terjemahan Al-Quran, sebab nak tadabbur Al-Quran. Saya beli dua, satu untuk saya, satu untuk awak. Saya taknak jadi baik seorang diri, jadi saya ajak awak sekali. Saya ajak awak baca Al-Quran. Saya kejut awak bangun subuh(calling). Saya ajak awak saling beri tazkirah.
Mula-mula awak terkejut dengan perubahan saya. Awak ingat saya dah nak jadi alim, nak berhenti couple. Saya kata, kita bukan buat benda yang salah pun. Bercinta kerana Allah. Kita couple tak macam orang lain. Orang lain couple ‘jiwang-jiwang’ je. Ada yang siap buat mksiat lagi. Pegang-pegang tangan dan macam-macam lagi. Tapi kita couple baik-baik. Jaga batas-batas syara’. Tak guna ayat jiwang-jiwang. Janji taknak jumpa, takut berlaku maksiat. Cuma sms dan call je.
Dan awak terima perubahan saya itu. Saya pun banyak nasihatkan awak. Awak pun terima. Walaupun kadang-kadang awak merajuk sebab teguran saya tu, tapi saya faham, perubahan memerlukan masa. Dan akhirnya saya rasa, hubungan kita semakin diredahai. Saya selalu berdoa supaya kita akan kekal sampai ke gerbang perkahwinan.
Dalam proses perubahan saya, saya mula menyedari bahawa berdakwah itu wajib. Kita kena menyampaikan kepada orang tentang kebenaran. Kalau kita tidak berdakwah, kita akan dipertanggungjawabkan oleh Allah di akhirat kelak. Sesuai dengan firman-Nya dalam surah Al-A’raf, surah ke 7,ayat ke 164:
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa”.
Lepas tu saya mulalah beri tazkirah pada kawan-kawan dan adik-adik. Tegur mereka apa sahaja yang silap. Saya tak boleh tahan bila tengok orang buat salah atau dosa. Saya mesti nak tegur. Selemah-lemah iman tegur dengan hati, oleh sebab saya nak jadi orang kuat iman, apa lagi, tegur la depan-depan. Awak pula selalu nasihatkan saya, jaga perasaan orang lain, berdakwah kena berhikmah, tak boleh kasar-kasar, nanti orang benci. Nasihat awak tu sangat berguna buat saya.
Lepas tu, satu masa. Saya terbaca artikel tentang couple. ‘COUPLE HARAM’ tajuknya. Saya tak percaya. Tapi bila baca detail-detail yang diberi, macam betul pula. Ingat nak bincang dengan awak, tapi berat pula rasanya. Saya fikir kembali. Kita tak buat maksiat. Kita tak jalan-jalan pegang tangan. Tak jiwang-jiwang sangat. Cuma saling ambil berat, tanya khabar, borak-borak, siap ada bagi tazkirah lagi. Apa yang haramnya dengan benda ni? Biasalah, kalau kita suka satu benda tu, kita tetap akan cari alasan untuk ‘membenarkan’ pendapat kita. Saya pun buat tak tahu pasal benda tu dan teruskan saja hubungan kita.
Masa terus berlalu. Sedar tak sedar peperiksaan percubaab SPM dah dekat. Tiga minggu je lagi. Dalam masa tu, saya memang rajin study dengan kawan-kawan. Buat ’study group’. Pada masa yang sama, bagi tazkirah. Ada yang terima. Ada juga yang buat tak tahu. Kadang-kadang bila tegur, saya kena marah pula. Macam-macamlah alasannya. Ada kata saya tegur tak berhikmah, ada yang kata saya menunjuk-nunjuk. Tapi saya tak kisah, saya ada tempat nak mengadu, huhu.
Suatu ketika, ketika sedang mentadabbur Al-Quran seorang diri, saya terjumpa ayat ini:
Mengapa kamu suruh orang lain(mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berfikir?
(Al-Baqarah, ayat 44)
Saya pun berfikir, “Selama ini aku asyik tegur orang je. Tapi aku sendiri masih banyak kekurangan, Cepat marah, suka buang masa, ada lagi dosa-dosa yang masih dilakukan. Macam mana ya?” Lepas tu terjumpa pula ayat ini :
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah
kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
(Al-Baqarah ayat 42)
Tiba-tiba saya terfikir satu keritikan kawan. “Alah kau tu..cakap je berapi..gaya alim,tapi couple gak..sama aje kau dengan kami..tegur orang konon..” Berfikir sejenak. Sebenarnye ber’couple’ ni boleh ke tidak? Adakah selama ini saya hanya menganggap ia boleh? Habis tu, kenapa saya rasa malu bila mak dan ayah tahu saya selalu berhubung dengan perempuan? Dan terkadang saya rasa serba salah?
Macam-macam yang saya fikir. Dipendekkan cerita lagi sekali,saya ke Pulau Pinang untuk mengikuti satu seminar dakwah. Saya harap dengan seminar ni kefahaman saya mengenai dakwah akan lebih mantap. Dalam perjalanan ke seminar tu, saya masih sms lagi dengan awak dalam bas. Sempat lagi pesan-pesan supaya jangan lupa baca Al-Quran hari ini, solat awal waktu dan lain. Dalam fikiran saya, “Ni kira dakwah juga..saling ingat-mengingati..”
Majlis malam itu berakhir dengan sesi ta’aruf, pukul 10 semua orang dah bebas untuk aktiviti sendiri. Lagipun kami semua penat. Pihak penganjur pun faham. Takkan nak panjang-panjangkan program sampai tengah malam.
Tiba-tiba saya tergerak hati untuk bertanya dengan fasilitator yang ada di situ. Saya rasa inilah masa terbaik untuk tanya pendapat dia tentang couple. Tapi saya teragak-agak. “Kalaulah betul couple tu salah, habis tu, nak buat macam mana? Aku kena ‘clash’ ke? Alah, buat apa fikir macam tu..tanya je la. Kalau tak buat salah, apa nak ditakutkan?”
Lalu saya menghampiri fasilitator tu. Masa tu dia tengah membelek-belek terjemahan Al-Qurannya seorang diri.
“Assalamualaikum, bang, saya nak tanya sikit, boleh?”
“Em,boleh..duduklah. Anta nak tanya apa?”
“Er..macam ni,sebelum saya terlibat dengan dakwah ni, saya ada kenal seorang kawan ni, perempuan la. Tapi bukanlah setakat kawan biasa. Rapat jugalah. Bukan rapat biasa-biasa, tapi rapatlah..”
“Bercinta ke?
Saya malu nak cakap yang saya couple. Nanti apa pula abang tu kate. Mesti dia marah punye. Tapi bagi dalih apa lagi. Saya pun angguk. Lepas tu saya tanya:
“Sebenarnya..couple ni boleh ke tak bang?”
Dengan suara yang lembut abang tu jawab:
“Akhi, memang fitrah manusia, lelaki akan tertarik kepada perempuan, begitu juga perempuan akan tertarik kepada lelaki. Tapi dalam Islam, perasaan itu perlu dikawal dan ada batasnya. Pergaulan perlu dijaga. Allah firman dalam surah Al-Isra’, surah ke 17, dalam ayat yg ke 32:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
“Tapi bang,saya tak nampak pun yang kami ni menghampiri zina. Niat kami baik. Saya dah cuba sedaya upaya mengawal perhubungan kami. Sms pun takdelah jiwang-jiwang, selalu bagi tazkirah lagi. Kami selang-selang bagi, hari ni saya, esok dia.”
Saya tak mahu mengalah.
“Memang betul niat anta baik. Tapi ingat, niat tak pernah menghalalkan cara. Yang batil tetap sahaja batil, yang haq tetap haq. Cuba tengok ayat ni.”
Sambil abang tu bukak Al-Quran dia, dan tunjuk pada saya ayat ini:
Dan (juga) kaum Ad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam.
(Surah Al-Anakabut,Surah 29, ayat 38)
“Akhi, kalau anta paham ayat ni, sebenarnya apa yang berlaku pada anta ialah, syaitan telah buat anta pandang indah benda buruk yang anta lakukan. Walaupun anta berpandangan tajam, maksudnya anta berilmu tinggi. Memang pada mulanya niat anta baik, tapi ingat, syaitan itu sangat licik. Dia akan sedaya upaya buat anta terjerumus ke dalam kemaksiatan. Lagipun, takkanlah sepanjang masa anta sms dengan dia, anta ingat Allah aje. Mesti ada masanya nata hanya melayan perasaan dengan dia, kan?”
Betul juga katanya. Lepas tu saya kata,
“Tapi bang, saya dah janji dengan dia taknak jumpa lg. Sebab saya tahu kalau berjumpa nanti banyak bahayanya. Dan dia pun setuju. Kami sama-sama menjaga diri. Takkanlah ia boleh membawa kepada zina juga bang?”
“Em, betul, anta dah janji taknak jumpa dengan dia lagi. Anta dah dapat elakkan zina mata, zina tangan, zina kaki. Kalau anta janji taknak call dia pula, anta dapat elak zina telinga dan zina lidah. Tapi, masih ada zina yang tetap anta tak dapat elak apabila bercouple..”
” Zina hati?” Saya menduga.
“Betul, zina hati. Semua inilah yang Rasulullah s.a.w. jelaskan dalam hadithnya tentang bagaimana menghampiri zina tu. Anta boleh ‘check’ dalam Riyadahus Solihin, bawah bab larangan melihat wanita. Rasulullah s.a.w. bersabda, mata boleh berzina dgn melihat, lidah boleh berzina dengan bercakap, tangan boleh berzina dengan berpegangan. Kaki boleh berzina dengan berjalan ke arah tempat maksiat. Hati pula boleh berzina dgn merindui, mengingati dan membayangi si dia. Hakikatnya, macam mana pun anta buat, anta tetap tak dapat lari daripada zina hati.”
Saya terdiam. Kelu. Tak tahu apa nak dikata. Semua yang abang tu kata tiada yang salahnya. Kemudian dia sambung.
“Ana dulu pun couple juga. Lagi lama daripada anta. Sejak sekolah sampai dah masuk U, dekat nak grad. Tapi bila ana sedar apa yang ana buat ni salah, ana terus tinggalkan. Ana siap dah fikir, dialah bakal isteri ana, yang akan jadi ibu kepada anak-anak ana. Kalau nak diikutkan lagi besar masalah ana daripada anta.”
“Saya risau la bang. Nanti apa kawan-kawan dia kata. Dulu saya selalu minta tolong mereka untuk rapat dengan dia. Mesti nanti mereka semua tak puas hati dengan saya. Dan dia sendiri pula, saya takut apa-apa akan jadi pada dia kalau dia tak dapat terima keputusan ni. Sebab kami dah rapat sangat.”
Masa tu saya dah mula sebak. Malu betul. Menangis depan abang tu cerita pasal benda ni. Nasib baik tak ada org lain masa tu. Abang tu jawab,
“Kalau kawan-kawan dia tak puas hati pun, mereka boleh buat apa? Paling teruk pun, mereka akan mengata di belakang anta. Anta tak kurang sikit pun. Lagipun, dalam berdakwah ni, kita nak cari redha Allah, biarlah orang nak kata apa-apa sekali pun, yang penting redha Allah. Kalau Allah tak redha, semuanya dah tak bermakna lagi.”
Saya terdiam lagi.
“Pasal dia pula, cuba anta fikir dari sudut positif, mungkin dia akan terima keputusan anta scara matang. Mungkin dia juga akan buat keputusan untuk tidak lagi bercouple. Ana yakin, dia takkan buat apa-apa perkara bodoh. Kalau dia buat sekalipun, itu bukan tanggungjawab anta, apa yang anta nak buat tu betul, meninggalkan maksiat. Semua orang akan menanggung balasan atas perbuatannya sendiri.”
Saya dah tak dapat tahan lagi. Masa itu saya menangis, saya dah sedar yang saya kena berhenti couple. Dah jelas sekarang, couple tu haram.
“Jadi apa saya nak buat bang?”
“Ana dulu, hantar satu sms je kat dia. Ana terangkan pada dia hubungan yang dibina itu salah. Minta maaf, kita berakhir di sini. Tolong jangan cari saya lagi. Lepas itu ana terus tukar nombor. Ana tak hubungi dia langsung lepas tu.”
“Maksudnya, saya tak boleh hubungi dia lagi ke? Tapi bang, saya ada juga kawan perempuan lain, boleh pula saya hubungi mereka?”
“Dengan dia ni lain. Anta dah pernah ada ’sejarah’ dengan dia. Tapi, kalau nanti ditaqdirkan anta satu universiti dengan dia, satu kuliah, lepas tu kena pula buat ‘group discussion’, masa tu anta hanya layan dia hanya sebagai ‘group discussion partner’.”
Tiba-tiba saya terfikir,
“Dia ni nak suruh aku clash malam ni gak ke? Sekarang gak? Takkanlah awal sangat?”
“Saya rasa saya belum ade kekuatan la bang. Boleh tak saya tunggu sampai saya ada kekuatan, baru saya tinggalkan benda ni?”
Saya ingat nak lari la. Lalu dia jawab,
“Ata kena ingat. Kekuatan itu tidak boleh ditunggu, tapi ia perlu dibina. Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga kaum itu mengubah keadaannya sendiri. Anta boleh rujuk surah Ar-Ra’du,surah ke-13,ayat 11. Lagipun, anta nak tuggu sampai bila baru nak tinggalkan couple ni? Abang-abang fasilitator ni pun ramai yang pernah couple, bila masuk dakwah, mereka tinggalkan.”
Alamak, tak boleh lari lagilah nampaknya. Saya rasa macam abang ni paksa saya clash masa tu juga.
“Semuanya dah jelas rasanya..Nampaknya saya kena tiggalkanla benda ni gak ye. Macam tak larat rasanya nak tekan button handphone ni. Rasa tak sanggup.”
“Kalau tak sanggup mari ana tolong tekankan.”
“Eh, tak apalah bang. Biar saya taip sendiri.”
Teragak-agak saya nak taip masa tu. Tapi saya gagahkn juga diri.
“Semuanya dah jelas..buat apa aku tangguh-tangguh lagi. Takut nanti hidayah ni Allah tarik, susah pula nak tinggalkan. Kan aku selalu doa supaya dijauhkan dari maksiat, jadi rasanya, inilah masanya.”
Lalu perlahan-lahan saya taip sms tu..
“Assalamualaikum..Sebenarnya selama ini hubungan kita salah di sisi Islam. Saya ingat dengan mengubah cara pergaulan kita, ia dah dibolehkan, tapi sebenarnya ia tetap berdosa. Saya harap awak akan istiqamah meneruskan perubahan yang awak dah buat, kerana Allah. Saya minta maaf atas segala yang dah berlaku. Kalau ada jodoh insya-Allah, akan bertemu juga. Assalamualaikum..”
Berat betul nak hantar sms tu kat awk. Saya masih tak mampu nak ucap selamat tinggal. Sebab tu dalam sms tu saya hanya akhirkan dengan ucapan salam. Lepas beberapa ketika..saya tekan juga button [send].
Lepas tu tertera di skrin..
SENDING..
MESSAGE SENT
Masa tu saya rasa macam separuh hidup saya dah hilang. Macam tak percaya..saya dah hantar 1 sms, dan clash dengan awak..
“Terima kasih bang..”
“Takpe, dah tanggungjawab..”
Malam tu saya saya tidur dengan linangan air mata. Tak sangka. Memang tak disangka. Saya memang tak pernah terfikir untuk clash, tapi itulah yang terbaik untuk kita sebenarnya. Tiba-tiba saya teringat ayat Allah, Surah Al-Baqarah, ayat 216,
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Masa terus berlalu. Saya terus sibukkan diri dengan kerja-kerja lain. Dalam usaha nak lupakan awak, bukan senang, tapi saya terus cuba. Saya selalu bagi tazkirah, ingatkan orang. Saya bagi ta’lim di masjid, terangkan pada orang, couple haram, tunjuk segala dalil. Macam-macam yang berlaku. Ada kritikan, ada juga yang setuju. Cuma kali ini saya tak dapat nak mengadu pada awak, tapi saya jumpa tempat mengadu yang lebih baik, pada Dia, Allah yang Maha Mendengar.
Tiba-tiba satu pagi ni, dapat sms daripada awak. Awak bagi gambar bunga. Bawah tu ada ayat,
“Seindah gubahan pertama..”
Saya rasa awak masih tak dapat lupakan saya. Saya pun fikir, “Kena tegaskan rasanya”. Lepas tu saya hantarlah sms ni. Dan rasanya itulah yg terakhir.
“Tiada yang lebih indah daripada mendapat keredahaan ilahi..seindah manapun gubahan pertama tu, selagi tak mendapat keredahaanNya, tetap tiada gunanya..
Assalamualaikum..saya tahu, dulu saya cakap, kalau ada jodoh, insya-Allah akan bertemu juga. Tapi saya taknak awak tunggu. Lupakan saya. Biar Allah yang menentukan.
Lagi satu,
Jangan cari cinta manusia,
ia penuh dengan penipuan,

kekecewaan,                                           
dan tak kekal..
Tapi carilah cinta Allah..
tiada penipuan,
tidakkan pernah mengecewakan
itulah cinta abadi..
Cinta yang diredahai..
-Yang Terakhir- “
Saya dah buat keputusan. Saya pasti apa yang saya buat ni betul. Saya yakin, saya tinggalkan semua ini demi mendapatkan redha Allah. Allah akan gantikan dengan sesuatu yang terbaik untuk saya. Dan saya takkan sekali-kali berpatah balik.
TAKKAN BUAT SELAMA-LAMANYA…
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...